Thursday, September 29, 2005

Nana Wedding Party

Wedding Party of Nana

Wednesday, July 20, 2005

Toni.Radex's Birthday


Happy Birthday to
Toni "Radex" Ardiansyah.
Get prepared for your BYUR-Day, bro!!!

Monday, June 27, 2005

Earth New Comer of Inuk '93


Selamat untuk:

Wisnu Wardhana [a.k.a Inuk '93] krn tlah dikaruniai seorang putri
============================
Lahir tgl 27 Juni 2005
Pukul 09.15 WIB | Berat 3.5 kg | Tinggi 48cm
di RS Elizabeth Purwokerto.
============================

-Keluarga Besar Milis EDUA-

Sunday, June 19, 2005

Congrat to Yanuar 94

Berita gembira :


(sorry, photone kabur, nemune mung iki je ;p)

Telah lahir a new baby boy dari Yanuar 94
Sabtu, 18 Juni 2005, 06.45
Berat 3,1 kg
Panjang 46 cm
Nama : Arya Najwan Hamiansyah

Selamat yaaaa...
Congrat yaaaa....
Semoga jadi anak yang sholeh
dan berbakti kepada orang tuanya
Amien

Yudia '91 on Birthday

Nama : Yudia Christine
Angkatan : EDUA 91
Lokasi : Surabaya
Tanggal : 20 Juni 2005



HePi BeDeeeeeee.....!!
Semoga panjang umur
Semoga tambah semog ;p
Semoga tetep berjiwa muda
Semoga kita bertemu lagi segera
Hehehe...

Tuesday, June 14, 2005

Irma '92 on Birthday

Nama : Irma Safitri
Angkatan : EDUA 92
Lokasi : Ciawi - Bogor
Tanggal : 14 Juni 2005



HAPPY BIRTHDAY
Panjang umur ya...
Sehat selalu ya...
Banyak rejeki ya...

Thursday, June 09, 2005

Ratih '92 on Birthday

Nama : Ratih Wiratmani
Angkatan : EDUA 92
Lokasi : London
Tanggal : 9 Juni 2005



Happy Birthday!!!
Semoga panjang umur
Semoga selalu sehat
Semoga lancar rejekinya

*duh, traktiran di Indonesia masih berapa tahun lagi nih?*

Monday, April 25, 2005

Stopping By Woods on a Snowy Evening

Whose woods these are I think I know.
His house is in the village though;
He will not see me stopping here
To watch his woods fill up with snow.

My little horse must think it queer
To stop without a farmhouse near
Between the woods and frozen lake
The darkest evening of the year.

He gives his harness bells a shake
To ask if there is some mistake.
The only other sound's the sweep
Of easy wind and downy flake.

The woods are lovely, dark and deep.
But I have promises to keep,
And miles to go before I sleep,
And miles to go before I sleep.

Robert Frost (1874-1963)

Thursday, April 07, 2005

Reuni '92 • Solaria 2 April 2005


[ki-ka: Yudia | Nana | Meli | Rere | Fira | Era]

Setelah melalui perdebatan panjang & bolak-balik, akhirnya warga EDUA wilayah timur bisa memastikan ada "arisan" di hari Sabtu, 2 April 2005 dengan meeting point di Tunjungan Plaza.

Saat aku tiba di Solaria sekitar jam 14.30, di situ sudah berkumpul Era (plus suami, 3 anaknya en baby sitter-nya), Fira (ditemani suami), Mely, Nana (dan "Mas Keling"nya) serta "Si Penyusup" Yudia. Sepanjang acara, kita ngobrol macam-macam dengan topik utama seputar kenangan masa kuliah, milis edua, dan kabar teman-teman lain yang mungkin entah di mana sekarang keberadaannya.

Namun ada juga "hot gossip"-nya, yaitu acaranya Nana vs Mas Keling yang jadinya 28 Agustus 2005 lho … (berarti kumpul-kumpul lagi dong!). Setelah kenyang makan (ada yang gak abis lagi makannya …) en puas ngobrol, "Bunda 3 Anak" Era yang pertama pamit demi si kecil yang selama acara tertidur pulas si keretanya, disusul oleh Fira. Sedangkan yang masih bertahan melanjutkan acara jalan-jalan seputar TP (mumpung di mall kan?). Sebelum semuanya bubar, kita masih sempat mengatur jadwal pertemuan tiap bulannya (semoga kesampaian yaa ???).

Sebagai pelengkap laporan untuk rekan-rekan milis "for92ers" dan "edua", foto-foto arisan kita sertakan di sini… (malah sebenernya foto yang paling ditunggu Fira itu foto "Mas Keling"-nya Nana lho). En buat Nana yang kemaren sepanjang acara foto ribut melulu dengan penampilannya, semoga cukup puas dengan hasil jepretan yang masuk milis ini hehehe …

Note: berhubung aku telat dateng, mungkin temen2 lain bisa nambahin neh :)


Nana '92 and Partner

=====================================================
Originally posted in mailing list by Rere '92

Monday, March 28, 2005

A Small Reunion of EDUA at Jakarta


Warung Nyonya
Jl. Tebet Raya No. 34 - Jakarta
19.00 - 21.30; March 25th, 2005

After having mailing list of EDUA for about a month, finally, a very very small reunion was held at Jakarta. On Friday, March 25th, 2005, 7 PM, placed on Henry's restaurant, called WARUNG NYONYA, 6 of us met there. Henry became the host of the reunion. When 3 of us (3D) arrived, Toni and Teti were already there with their son, Abin.

After sharing all the information about us (such as, Cingkir has 2 kids, age 10 and 5; Toni-Teti have a 3 year old son, named Abin), we were (except Cingkir as the owner, of course) ready to have dinner with the special menu of Warung Nyonya, that is Sop Buntut!!

Toni, Teti, and me had Sop Buntut Goreng...oouuhh, it's so yummy!! Jr had Sop Buntut Bakar, it's delicious too, and Diba had Gado-Gado, it's perfect taste! And the night became so perfect when Henry said that it's free of charges!!! ;p

After exchanging name cards, phone numbers, and emails, the reunion ended with taking pictures in front of Henry's restaurant at 21.30 WIB.

So, don't be hesitated to have lunch or dinner at Warung Nyonya, I believe that the rest of the meal have the best taste!


Cingkir | Dian Sr | Dian Jr | Diba | Teti | Toni | Abin


==========
Originally posted by Endhoot

sastrainggrisunair@yahoogroups.com

Konco-konco..
aku dulu pernah bergabung dalam milis sastrainggrisunair di situ membernya kl gak salah para dosen Lusvita yang memotori entah kenapa sebentar doang eksistensinya waktu itu Diki Hape masih di jepun (mana neh orangnya sekarang?--Dikiiii)

Kami sempat sedikit berdiskusi tentang betapa mahasiswa sekarang merasa minder karena kuliah di fak sastra dan bahasa tentang betapa mereka yang dikirim sekolah ke luar negeri enggan balik ke Indo tentang betapa susahnya menghentikan korupsi meski itu hanya korupsi bolpen

kalau tentang mahasiswa sekarang yang minder itu, aku dapet firsthand experience waktu itu aku termasuk instruktur dalam 'pelatihan pertelevisian' yang diadakan oleh sastra indonesia (coba..kalah langkah d kita)
ternyata pesertanya banyak juga dari sastra inggris setelah tahu aku lulusan sastra unair, mereka pun curhat ma aku mereka bilang... "Mbak kami ini kalo lulus bisa kerja di mana ya? kok saya pesimis kita bisa dapet kerja yang bagus. kami kan kalah sama anak2 komunikasidan HI" dan semacam itu eh, malah ada yang bilang, "Pelajaran yang kami terima gak ada fungsinya, mbak"
glodak!
dosennya pun..waktu itu Lusvita lo ya (Lus, ke mana kamu?)
dia bilang memang pengajarannya gak maju..gitu-gitu doang
dosennya sibuk sendiri dengan ego mereka masing2 (itu kusimpulkan sendiri lo dr cerita yang beredar)
lagipula..temen2 dah liat blum situsnya sastra? jelek abissss
kalu jelek gitu sih aku juga bisa (heheheh ngetik doang), mana banyak mistype-nya lage..
kan ada radex dan teman2nya, mustinya bisa bagus getu lo..
lagi pula..masa mahasiswa sastra inggris bisa memelas gitu..
(mustinya sastra inggris unair tu punya daftar nama lulusannya dengan profesinya sekarang ya, kayak ITS itu loh)
ya nggak? Ya nggak?

peace!
rainy siregar

====================================
Awalnya dikirim oleh Rainy Siregar. Selanjut banyak masukan dan testimoni yang seru dari para alumnus.

Friday, March 18, 2005

PENGUMUMAN CPNS UNAIR 2004

P E N G U M U M A N
Nomor : 9316/J03/KP/2004

Berdasarkan surat Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional No. 024640/A2/KP/2004 tanggal 21 Desember 2004, dengan ini diberitahukan bahwa peserta ujian yang nomornya tersebut dalam daftar lampiran Pengumuman ini, dinyatakan LULUS ujian seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Tahun 2004 di lingkungan Universitas Airlangga.

Berikut kandidat dari Sastra Inggris:
1. 3515325 Dewi Meyrasyawati, S.S. <-- SasIng '93
2. 3515384 Noerhayati Ika Putri, S.S.
3. 3515493 Masitha A.S, SS., M.Hum
4. 3515332 Erlita Rusnaningtias, S.S.

Ini mungkin berita lama, eniwei CONGRATz buat keempat kawan kita ini. Semoga Indonesia semakin majoe. MERDEKA!!!

Endhoot


eh ada endhoot di sini...

catet :
endhoot alias Dian Sr, EDUA 92
bu lurah di milis edua (kate si bang Dicky EDUA 90)
bu kost di blog-nya edua
hehehhe...

Posted by Hello

Thursday, March 17, 2005

A Piece Of A Man's Heart

Inilah cerita seorang istri ttg suaminya:

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di hati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-2 saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-2 sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis
seperti seorang anak yang menginginkan permen.

Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.
Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan.
Rasa sensitif-nya kurang.
Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.

"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan"
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?

Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?"
Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,
"Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat
gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok."

Hati saya langsung gundah mendengar responnya.
Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-2an tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan....

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu,
tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."

"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa
mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.".

"Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."

"Kamu selalu pegal-2 pada waktu 'tamu baikmu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat
menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."

"Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."

"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah.
Menceritakan warna-2 bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu".

"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati.
Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."

"Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku tidak cukup bagimu, aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki,
dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.

"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selesai membaca jawaban saya.
Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu."

"Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit
hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.".

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.
Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat
memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.

Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".

========

Awalnya dikirim oleh Wisnu (Inuk) di milis EDUA, dan terjadilah diskusi yang cukup seru menyangkut: bunga, cinta, sastra, linguistik, bahkan perhotelan :) Untuk lebih lengkap, silahkan baca comment-nya.